Jakarta – Masa jabatan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI akan berakhir pada Maret 2018 mendatang atau sekitar empat bulan lagi.
Pada sisa masa jabatannya ini, Gatot diminta untuk mempersiapkan kepemimpinan TNI setelahnya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Garda NKRI, Haris Pratama menilai sebaiknya pergantian Panglima TNI kali ini dilakukan dengan mengacu pada pola rotasi sesuai UU TNI.
“Alangkah baiknya dilakukan rotasi dari setiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan. Jadi akan lebih baik pengganti Gatot berasal dari angkatan udara ataupun angkatan laut,” kata Haris dalam pesan rilisnya, Sabtu (11/11).
Menurut Haris, rotasi pergantian Panglima TNI secara bergiliran antar angkatan, akan bisa membangun solidaritas dan profesionalitas di dalam tubuh TNI.
“Karena sebaiknya Presiden Jokowi sebaiknya segera melakukan pergantian Panglima TNI dalam bulan ini atau paling lambat bulan depan karena masa jabatan panglima TNI saat ini akan memasuki masa pensiun,” bebernya.
Haris juga menuturkan, pergantian Panglima TNI akan membutuhkan persetujuan DPR sehingga membutuhkan waktu untuk proses pergantian itu.
“Selain itu juga ini bagian dari regenerasi di dalam TNI. Tentunya proses pergantian Panglima TNI akan berdampak pada penyegaran di tubuh TNI,” tandas Haris.
Hal senada juga dilontarkan Ketua bidang OKK DPP Garda NKRI Fino Mongkau menambahkan, pergantian Panglima TNI sebaiknya diselaraskan dengan agenda kepentingan pemerintah untuk membangun kekuatan maritim.
“Oleh karena itu, pengganti Panglima TNI saat ini sebaiknya dari angkatan udara atau angkatan laut,” terangnya.
Fino juga berharap, pergantian Panglima TNI kali ini dapat menjadi momentum untuk membangun TNI yang profesional.
“Sudah wajib hukumnya TNI untuk profesional tidak berpolitik, tidak berbisnis, memiliki kompetensi dalam bidangnya dan tunduk pada perintah otoritas sipil,” paparnya.