Jakarta – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta mengaku prihatin atas munculnya isu SARA yang hingga kini masih terjadi. Menurut Ketua FKUB DKI Ahmad Syafi’i Mufid, isu SARA tersebut ada karena sengaja dipelihara oleh kelompok tertentu atau berkepentingan.
“Isu SARA ini masih terjadi karena sengaja dipelihara. Dan isinya memelihara kebencian,” ungkap Ahmad Syafi’i, hari ini.
Menurut dia, dampak sosmed dewasa ini sangatlah masif sekali dan fitnah sangat luar biasa sekali. Dia pun menghimbau kepada semua pihak untuk bijaksana dan dewasa dalam menyikapi berbagai isu yang berkembang saat ini.
“Kami minta agar jangan pelihara kebencian dan masing-masing mau interopeksi diri,” kata dia.
Selain itu, Syafi’i mengajak tokoh-tokoh agama untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya sifat kedewasaaan dalam berpikir. Dia minta untuk berhenti memiliki pikiran negatif thinking, sebab manusia hidup didunia itu tidak bisa hidup sendiri.
“Jangan negatif thinking, nanti lelah otak kalau dibalik-balikin. Perlunya saling menghargai dan tidak saling menjatuhkan,” ucap Syafi’i.
Maka itu, Syafi’i mengaku pihaknya dalam waktu dekat berencana akan menggelar acara refleksi dan konferensi pers tentang dialog memilihara perdamaian dengan mengundang semua tokoh lintas agama di Jakarta.
Selain itu, Syafi’i menghimbau kepada warga DKI untuk memperhatikan dampak berita hoax yang masih dominan terjadi. Dia menyarankan untuk tidak sembarangan melempar fitnah ke media sosial.
“Jangan melempar fitnah ke medsos, harusnya arif dan jadi bagian dari perpecahan. Harus pintar dalam menyaring informasi,” ucap Syafi’i.
Lebih jauh, Syafi’i menyebutkan langkah konkret untuk menyikapi beredarnya berita-berita hoax yang sengaja di produsen oleh kelompok tertentu. Salah satunya adalah sebagai tokoh agama bisa melakukan langkah melalui khutbah dan ceramah guna memberikan penyadaran kepada masyarakat.
“Bak komputer yang kena virus ya re install supaya baik lagi. Beri penyadaran untuk meluruskan kembali cita-cita bangsa dan pada komitmen kebangsaan,” pungkasnya.