Banten – Keluarga Besar Gerakan Cipayung Bersatu organisasi mahasiswa Cipayung se Banten Raya, menyatakan menolak dengan keras dan tegas atas kegiatan deklarasi akbar “Dari Banten untuk Indonesia #2019GantiPresiden” di Alun-Alun Banten, Jumat (10/8/2018).
“Kami menolak keras dan tegas agenda deklarasi akbar #2019GantiPresiden di Banten,” tegas Koordinator KB Gerakan Cipayung Bersatu Organisasi Mahasiswa Cipayung se Banten Raya Dadan Hairudin, saat jumpa pers di Banten, Kamis (9/8/2018).
Menurut dia, kegiatan yang dikemas dalam bentuk deklarasi akbar dengan mengundang berbagai macam elemen masyarakat itu dinilai sebagai upaya makar dan inkonstitusional. Maka itu, pihaknya menolak keras rencana deklarasi yang bisa berpotensi bisa memecah belah persatuan dan kesatuan khususnya di Tanah Jawara.
“Kampanye #2019GantiPresiden memiliki unsur provokasi yang bisa memecah belah persatuan bangsa dan berpotensi upaya makar,” ungkap Dadan.
Selain itu, Dadan menuding gerakan hastag yang diinisiasi Mardani Ali Sera dan Neno Warisman itu mencoba memprovokasi dan menggiring opini masyarakat agar tidak pro terhadap pemerintahan Jokowi. Apalagi, kata dia, musim kampanye Pilpres belum masanya.
“Bisa jadi inilah salah satu cara untuk menjatuhkan rezim Jokowi,” kata dia lagi.
“Dalam rangka menyelamatkan opini masyarakat Banten yang dengan ini gamblang bahwa deklarasi tersebut ingin mengubah atau mengganti Presiden pada tahun 2019 itu sudah termasuk dalam makar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Keluarga keturunan (dzuriyat) Sultan Maulana Yusuf juga mengaku menolak dan keberatan tanahnya dipakai untuk acara Deklarasi #2019GantiPresiden. Mereka tidak ingin tanah leluhur mereka digunakan untuk kegiatan politik.
Deklarasi yang akan dilakukan di halaman parkir makam Sultan Maulana Yusuf akan dilakukan pada Jumat (10/8) nanti. Lokasi tersebut, dinilai milik semua umat Islam dan jadi lokasi berziarah serta tempat sakral.
“Ini makam waliyullah seorang Sultan Banten. Ulama yang notabenenya mempersatukan umat bukan untuk kegiatan politik 2019 ganti presiden,” kata Tubagus Yusuf di kawasan Banten Lama, Kota Serang, Rabu (8/8/2018).
Ia meminta para panitia deklarasi menghormati tanah leluhur mereka. Deklarasi #2019GantiPresiden dinilai sebagai gerakan nafsu politik mencari kekuasan dan memecah belah bumi Banten. Keutuhan para keturunan sultan dengan nama depan Tubagus juga bisa terganggu.
“Sadar dan hormati yang mau deklarasi di tanah eyang kami, jangan paksakan nafsu politik dan kekuasaan, sensasi untuk memecah bumi Banten. Kami keturunan Maulana Yusuf tidak ingin diganggu keutuhan kami yang mengatasnamakan apa pun,” katanya.
Para penyandang gelar Tubagus dari keturunan Sultan Maulana Yusuf ini menyampaikan 3 permintaan atas rencana deklarasi #2019GantiPresiden. Mereka melakukan aksi di depan makam sultan dan menolak deklarasi tersebut.
Berikut bunyi 3 tuntutan para keturunan sultan:
1. Kami keluarga besar dzuriyat menolak kegiatan deklarasi 2019 ganti presiden.
2. Kami tidak pernah memberikan izin untuk kegiatan deklarasi ganti presiden karena ini tempat religi.
3. Kami tidak ingin ada warga di luar Kasunyatan membuat gaduh di lingkungan makam Kasunyatan.