Jakarta – Arah pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi selama memimpin hingga saat ini dinilai sudah tepat dan sesuai janji. Meskipun hasilnya baru kelihatan nyata di sejumlah bidang kehidupan, tetapi arah kebijakannya secara makro dan fundamental sudah tepat yaitu membangun ekonomi kerakyatan. Mulai dari pinggiran dan desa, membuka akses jalan dan jembatan ke daerah terisolasi/tertinggal, dan memperkuat basis pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
Berbagai keberhasilan tersebut antara lain di bidang infrastruktur (jalan, jembatan, waduk, embung dan sebagainya), pembangkit listrik berbasis energi baru/terbarukan, pelabuhan dan bandara, membangun desa, dan sebagainya.
Ahli Ekonomi Suroto pun mengakuinya bahwa ekonomi kerakyatan yang dijalankan oleh Pemerintahan Jokowi-JK sudah sangat bagus.
“Ekonomi kerakyatan yang dijalankan pemerintahan Jokowi sudah sangat bagus. Dan konsep mengenai sistem perekonomian yang telah lama diimplementasikan di Indonesia,” ungkap Suroto saat Diskusi bertema “Ekonomi Indonesia: Pasar Berkembang Asia” di Gedung Joeang 45 Menteng Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2018).
Dijelaskan Ketua AKSES bahwa ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang bersifat kerakyatan yaitu penyelenggaraan ekonomi yang berdampak langsung kepada kesejahteraan rakyat kecil dan kemajuan ekonomi rakyat dengan keseluruhan aktivitas perekonomian yang dilakukan oleh rakyat kecil. Kendati demikian, kata dia, praktek Pancasila lebih penting dari pada rusuh atau tidak mengerti kerukunan dan gotong royong itu sendiri.
“Pancasila harus berkembang dalam bidang ekonomi juga,” kata dia lagi.
Dia pun menyarankan agar pemerintah melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi seperti mengkoperasikan PLN. Katanya, Pemerintah dan parlemen bisa mengeluarkan satu Undang-Undang kepemilikan saham oleh buruh, menuntut seluruh BUMN agar segera di koperasikan.
Sementara itu, pengamat pasar modal Ari Widiatmoko menyakini pembangunan infrastruktur sangat berperan penting dalam hal pemerataan perdagangan. Dia pun menyindir segelintir pihak yang menyinyir ambisi Jokowi yang melakukan pembangunan infrastruktur secara merata.
“Saya sangat bingung dengan orang-orang yang mengatakan “buat apa jalan Tol di buat” mereka tidak tahu bahwa dalam hal distribusi, infrastrukture sangat berperan penting dalam hal pemerataan perdagangan,” cetusnya.
Dia mengingatkan kepada para mahasiswa yang lahir di zaman digital ini untuk tetap bersyukur. Meskipun barang mahal namun tetap mampu beli.
“Gak kaya dulu, kenyang dengan orasi-orasi,” tambah dia.
Ari mengapresiasi kerja keras tim ekonomi Jokowi padahal perekonomian dunia saat ini sedang lesuh.
“Buktinya Indonesia masih sangat strong dengan rasio 5,2 dibanding dengan negara lain,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Staff Kepresidenan Subkhie Ridho memastikan pemerintahan Jokowi terus berusaha untuk menerapkan sistem ekonomi Pancasila meskipun belum sepenuh nya untuk dijalankan.
Dia berpesan agar semua pihak untuk saling bersama menciptakan, memasarkan, menikmati pasar ekonomi itu sendiri.
“Dan yang paling penting adalah harus adanya peraturan baru atau regulasi baru yang mengatur setiap buruh agar memiliki saham di perusahaan mereka bekerja. Jangan di pikir kita berhutang tapi tidak ada embel-embel? Namun kita merasakan ada yang berubah hari ini kok,” pungkasnya.