BANTEN – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) mengapresiasi kinerja Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Perempuan Kelas IIA Tangerang yang peduli terhadap warga binaannya.
Pasalnya, LAPAS Perempuan Kelas II A mengawali tahun 2021 dengan menggelar pelatihan tata rias dengan menggandeng LCQ Make up Course yang di pimpin Nurul Haiziah sekaligus instruktur kepada 20 warga binaannya pada Selasa (2/2/2021) sejak pagi tadi.
“Terobosan Kalapas Esti Wahyuningsih patut diapresiasi. Ditengah pandemi covid-19, masih bisa berkarya dan berinovasi memperdulikan warga binaan,” ungkap Wasekjen JARI 98 Donny Braga, hari ini.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program kerja 2020 yang sempat tertunda untuk meluluskan calon make up artist (MUA) dari kalangan narapidana.
Sebanyak 20 peserta pelatihan mendapat ilmu tata rias dengan berbagai level kesulitan. Mulai dari teori pengenalan tata rias, make-up dasar, make up acara, make-up acara formal, make up fantasy sampai make up pengantin dan bridal.
“Semua peserta mendapat sertifikat, jadi bisa digunakan untuk berwirausaha sebagai MUA jika mereka sudah bebas atau kembali ke masyarakat,” kata Kalapas Esti Wahyuningsih
Tiap tahun Lapas Perempuan Tangerang meluluskan peserta pelatihan dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. Esti mengatakan pihaknya juga mendatangkan mantan warga binaan yang telah sukses berkarier sebagai MUA pada kesempatan kali ini agar peserta termovitasi.
“Saya berharap mereka bisa sukses seperti mantan warga binaan kami sebelumnya. Kalaupun ada angkatan lama yang ikut pelatihan hari ini, sifatnya mereka hanya mengasah keterampilan saja,” Esti melanjutkan.
Lebih jauh, Nanda, seorang mantan narapidana di Lapas Perempuan Tangerang mengakui telah mendapat pelanggan di daerah Jabodetabek sebagai MUA. Pelatihan tata rias maupun kegiatan lain yang diikutinya selama di lapas dirasakan sangat membantunya untuk bertahan hidup dengan berwirausaha.
“Saya ingin sekali teman-teman yang sekarang ada di pelatihan ini lebih baik dari saya. Kita sudah seperti keluarga, jadi saling mengingatkan kalau segala skill yang kita dapatkan selama di lapas akan membantu kita bertahan hidup,” ujar Nanda.
Sementara itu, kasi Kegiatan Kerja ( Indri Yudhit) mempertegas bahwa tiap kegiatan yang melibatkan warga binaan dalam jumlah banyak telah melalui protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang ketat. Bahkan tiap narapidana melalui tes PCR Swab serta Swab antigen secara berkala.
“Peserta ini seharusnya menjadi angkatan April 2020, tapi karena pandemi, harus tertunda beberapa kali,” ujar Indri Yudhit Kepala Seksi Kegiatan Kerja.
“Warga binaan lapas telah melalui tes PCR dan antigen secara berkala. Kalau soal vaksin, kami baru saja menyerahkan data-data, hanya menunggu pelaksanaannya saja” kata Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Tangerang mengakhiri.