Jakarta – Dualisme internal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dipo tidak lepas dari sorotan publik akhir-akhir ini. Ada yang kubu Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI Raihan Ariatama, dan kubu Pejabat (Pj) Ketum Abdul Muis Amiruddin.
Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) PB HMI kubu Pj Muis, Rich Hilman Bimantika mengaku tidak ambil pusing dengan kepemimpinan Raihan Ariatama.
“Kami tidak ambil pusing. Kongres di Surabaya dan lainnya itu pun saya rasa tidak sah. Walau memang banyak yang dukung Raihan, tapi kami kan punya konstitusi,” tegas Hilman, hari ini.
Lebih lanjut, dia mengklaim pihaknya mempunyai legitimasi, bukan berdasarkan lebih banyak yang mendukung. “Jadi soal munculnya Raihan ini, tidak mempengaruhi sama sekali soal kepemimpinan di PB HMI,” sebutnya.
Kendati demikian, lanjut dia, saat ini Abdul Muis digantikan sementara oleh Sekjen HMI, sebagai PJS (Pejabat sementara). Ia memastikan tidak ada gerakan mosi tidak percaya pada Abdul Muis.
“Mosi tidak percaya pada Abdul Muis itu tidak ada, Ketum juga tetap Abdul Muis, tapi karena pemulihan jadi di PJS kan. Untuk kelanjutan ya kan kita punya proses internal, AD ART, jadi dipertimbangkan kan kemungkinannya. Abdul Muis memang tidak memimpin secara langsung,” bebernya.
Hilman juga membeberkan hilangnya Abdul Muis saat hendak menggelar aksi didepan Istana Negara pada Agustus lalu. Dia menyebut Abdul Muis mengalami trauma psikologi.
“Dia sendiri sudah 50 hari kalau tidak salah, sedang memulihkan kondisi psikologisnya. Karena kondisinya benar-benar trauma secara psikologis sehingga butuh pemulihan/healing,” paparnya.
Ia memastikan agenda PB HMI saat itu bukan agenda personal namun agenda kelembagaan. PB HMI keluarkan agenda tersebut karena kelembagaan mahasiswa ini banyak yang tidak berani bersikap kritis, makanya PB HMI mau mengambil sikap seperti itu.
Ia kembali menekankan bahwa kepemimpinan Abdul Muis selama ini dinilainya baik, tidak ada masalah. Namun saat hilangnya Abdul Muis, harus membutuhkan waktu akibat trauma psikologis.
“Jadi kami memberi kesempatan untuk pemulihan. Karena itu tidak bisa kita tutupi, sangat berat untuk Muis memang,” sebutnya.
Hilman menjelaskan bahwa agenda mereka saat ini adalah konsentrasi sebagai social kontrol pada kebijakan pemerintah. Khususnya poin-poin yang sudah disampaikan saat aksi pada Agustus kemarin.
“Kita lihat sekarang sudah bagus kan, tapi ada yang belum bagus dan akan kita genjot untuk ke arah yang baik. Sikap positif pemerintah akan kita dorong terus,” kata dia lagi.
Hilman juga menyatakan mendukung program Pemerintah dalam pencegahan angka covid-19 dengan vaksinasi.
“Vaksinasi dan pencegahan Covid-19 kami mendukung apa yang tengah dilakukan oleh Pemerintah. Dan saat ini PB HMI sendiri sedang berfokus pada agenda internal saja,” ucapnya.
Lebih jauh, dia berharap pada pemerintah agar memperbaiki kebijakan dalam penanganan covid. Bukan hanya kesehatan, tapi juga dalam hal pemulihan ekonomi.
“Digenjot pemulihannya, jangan sampai pandemi ditangani tapi malah ada kelaparan, kemiskinan. Karena kan ini ada tanda-tanda mengarah ke sana,” pungkasnya.