Jakarta- Kongres ke-IX Serikat Tani Nasional (STN) yang digelar pada 15 November 2025 di Semarang mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Kongres tersebut merupakan momentum penting bagi STN untuk memperkuat komitmen perjuangan agraria di tengah meningkatnya tekanan ekonomi terhadap petani dan nelayan. Isu konsolidasi gerakan serta evaluasi kebijakan agraria nasional menjadi fokus pemberitaan yang dipandang relevan dengan situasi aktual di berbagai daerah.
Ketua Umum STN, Ahmad Rifai, yang menegaskan bahwa kongres ini bukan sekadar forum seremonial, melainkan ruang untuk merumuskan langkah strategis organisasi dalam menghadapi dinamika dan tantangan agraria di Indonesia.
“Bahwa petani dan nelayan harus menjadi subjek utama pembangunan, bukan hanya sekadar penerima kebijakan,” ujar Rifai.
Kongres ke-IX STN akan membawa pembaruan strategi gerakan, terutama menghadapi semakin kompleksnya konflik agraria, alih fungsi lahan, dan tantangan ketahanan pangan. Kongres ini berpotensi menjadi suara moral baru bagi perjuangan agraria Indonesia.
Kongres tersebut juga menjadi wadah untuk melakukan pemilihan kepengurusan baru. Proses regenerasi kepemimpinan ini menjadi perhatian banyak pihak, mengingat pemimpin baru STN akan menentukan arah kebijakan organisasi dalam lima tahun ke depan.
STN juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Polri yang telah memberikan dukungan berupa pengamanan, pendampingan, dan komunikasi yang baik demi memastikan rangkaian kongres berjalan aman, tertib, dan kondusif.
