Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) memprediksi fenomena peringatan May Day 2018 bakal menjadi panggung politik para Capres 2019 yang menunggangi pesta buruh Indonesia.
“Momentum May Day 2018 ini bakal unik, karena isu yang diangkat ada jualan kecap untuk Capres pilihannya. Aroma politik di peringatan May Day nanti bakal kental, karena ada yang deklarasi Capres 2019,” tegas Ketua Tim Investigasi Jari 98 Decky, hari ini.
Kendati demikian, Decky menilai fenomena tersebut adalah hal yang wajar apalagi terjadi di era demokrasi saat ini. Perkiraan lainnya adalah akan ada politisasi isu didalam tuntutan yang disampaikan kelompok buruh diantaranya isu yang paling seksi untuk di goreng ditahun politik yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).
“Kami menduga Perpres TKA akan digoreng sebagai isu utama tentang keberadaan pekerja asing asal Tiongkok yang masuk kategori buruh kasar atau unskilled worker,” jelas Decky.
“Isu ini akan digoreng, dan seksi sekali. Terkesan ada pekerja asing secara bebas bekerja di Indonesia. Publik tertipu dengan informasi sesat karena Perpres itu mengatur TKA untuk jabatan tertentu yang mensyaratkan keahlian,” paparnya.
Dia pun mengajak publik tanah air agar tidak terpancing opini dan isu yang sengaja dibangun untuk mendongkrak kepentingan pihak tertentu ditahun politik ini.
“Waspadai, semua isu akan digoreng memanfaatkan tahun politik,” katanya.
Dia pun menyarankan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang terang-terangan didukung oleh kelompok buruh tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu bisa menggandeng pentolan buruh juga sebagai pendampingnya di Pilpres 2019.
“Prabowo Subianto pantas jika gandeng pentolan buruh sebagai Cawapres 2019. Bung Said Iqbal, kami kira sangat pantas sekali untuk di pinang Prabowo sebagai pendampingnya menuju laga Pilpres 2019,” tukasnya.