Banten – Fariz (21) mahasiswa yang menjadi korban bantingan ala ‘smackdown’ oleh polisi pulang dari RS, Sabtu (16/10) usai mendapatkan perawatan di RS Ciputra Hospital, Kabupaten Tangerang.
Kepulangan Fariz dari RS tersebut dijemput oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Kapolres Kota Tangerang, Kombes Wahyu Sri Bintoro dan jajaran lainnya.
Zaki mengatakan pihaknya telah membawa Fariz ke RS Ciputra Hospital untuk dilakukan perawatan atas pemulihan kesehatannya. Dari hasil pemeriksaan medis tersebut, Fariz sudah dinyatakan boleh pulang ke rumah.
“Alhamdulillah sudah keluar semuanya. Orang tua dan keluarga sudah di jelaskan semua oleh tim dokter kondisi terakhir Fariz dan hari ini dinyatakan boleh pulang,” ujar Zaki di RS Ciputra Hospital, Citra Raya, Kabupaten Tangerang.
“Alhamdulillah dalam keadaan sehat semuanya. Artinya kalau secara medis dari rumah sakit boleh dinyatakan pulang, itu secara medis sudah aman tidak ada sesuatu hal apapun,” sambungnya.
Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) mengaku bersyukur Fariz yang dilakukan pemeriksaan medis dalam keadaan sehat walafiat. Wasekjen JARI 98 Donny Fraga Wijaya mengucapkan terima kasih kepada Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar yang terjun langsung menangani persoalan tersebut secara tuntas.
“Syukur alhamdulillah Fariz baik-baik saja dan hasil pemeriksaan medis bisa pulang. Kapolda Banten dan Bupati Tangerang gercep tangani masalah ini hingga tuntas,” tutur Donny, hari ini.
Dia pun mengecam pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi dan insiden tersebut untuk mendeskreditkan korps Bhayangkara dan memprovokasi mahasiswa. Apalagi, oknum Polisi sudah diperiksa pihak Propam Polda Banten.
“Oknum Polisi sudah diperiksa Propam, dan sudah minta maaf. Kapolda Banten dan Bupati Tangerang pun juga turun gunung minta maaf, bahkan memfasilitasi perawatan Fariz. Jangan ada pihak yang memanfaatkan situasi lagi untuk membuat kegaduhan dan mengganggu situasi kamtibmas agar tidak kondusif,” ujarnya.
Donny berharap agar oknum provokator yang memanfaatkan situasi tersebut insyaf, dan tidak menggiring opini sesat untuk menebar kebencian yang ditujukan kepada aparat Kepolisian.
“Saat ini sedang dilakukan evaluasi internal, dan si oknum sudah diperiksa dan akan menerima hukuman atas perbuatannya. Stop provokasi sekali lagi untuk membenci aparat Kepolisian,” sebutnya.
Pihaknya juga menuding ada dalang dibalik aksi provokasi untuk menggiring opini negatif yang ditujukan kepada pihak Kepolisian. Sebelumnya, ada penggiringan opini dan propaganda untuk membubarkan Densus 88, dan sekarang secara sistematis memproduksi berita-berita negatif aparat.
“Kami curigai ada pembusukan dan memanfaatkan situasi yang ada. Namun dibalik ini semua ada hikmahnya, Polisi juga harus berbenah implementasikan presisi Kapolri sebaliknya mahasiswa juga demikian ikuti aturan demo menyampaikan aspirasi,” tukasnya.
Sebelumnya, Koordinator Tim Dokter Ciputra Hospital, Andre Satria Gunawan menambahkan, dari Ciputra Hospital menyatakan saudara Fariz sudah kita rawat bersama tim medis.
Tim yang menangani korban dibanting polisi tersebut terdiri dokter spesialis saraf dan dokter ortopedi, dengan dilakukan segala pemeriksaan medis.
“Dan dari dokter spesialis saraf dan dokter ortopedi sudah boleh dinyatakan pulang. Untuk dilanjutkan kegiatannya sehari-hari,” tambah Andre.
Andre mengatakan, dari segala pemeriksaan semuanya pihaknya tidak bisa mengungkapkan ke publik. Sebab keadaan Fariz sudah dalam kondisi baik.
“Kita sudah melakukan pemeriksaan dari kepala sampai ke tulang belakang. MRA (Magnetic Resonance Arthrography) sudah kita lakukan semuanya. Untuk hasil kita tidak bisa mengungkapkan ke publik,” tandasnya