BANTEN – Gerakan radikalisme di Indonesia semakin hari semakin mengkhawatirkan, hal ini tentunya dapat mengganggu keutuhan bangsa dan Negara.
Hadirnya teknologi yang semakin canggih di era digital seperti sekarang ini, memberikan dampak yang signifikan pada penyeberan paham radikalisme. Target yang menjadi sasaran penyebaran paham radikalisme di era seperti ini, tentunya kalangan pemuda yang familiar dengan penggunaan teknologi informasi yang biasa disebut dengan milenial.
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten memberikan perhatian lebih terhadap isu radikalisme melalui Diskusi Publik yang mengangkat tema “Peran Mahasiswa Menyikapi Radikalisme di Kalangan Milenial Melalui Media Sosial” yang diadakan di Gedung Prof. Sjadeli Hasan Kampus 1 UIN Banten, Jumat (21/2) siang.
Tujuan dari diadakannya acara tersebut untuk mengajak para mahasiswa mewaspadai penyebaran paham radikalisme di media sosial.
Hari Pamungkas, Kepala Diskominfo Kota Serang yang merupakan salah satu narasumber dalam Diskusi Publik tersebut mengungkapkan bahwa saat ini, masyarakat bukan hanya konsumen tetapi sudah menjadi produk dari media sosial.
Perlunya awareness di dalam diri mahasiswa dalam menangkal paham radikalisme serta tetap berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
“Kuncinya dalam penggunaan media sosial yaitu awareness atau kepedulian satu sama lain serta pentingnya empat pilar kebangsaan harus masuk ke seluruh pemahaman adek-adek mahasiswa dan itulah yang membentengi masuknya paham radikalisme,” ujar Hari Pamungkas.
Sementara Ketua LP2M UIN SMH Banten, Dr. Masykur Wahid, M. Hum, yang juga menjadi narasumber itu memberikan penjelasan mengenai makna dari radikalisme melalui pendekataan keagamaan. Perlu adanya pemahaman bagi para pemuda Indonesia tentang radikalisme itu sendiri, agar dapat mengantisipasi ancaman pengaruh radikalisme.
“Dalam konteks moderasi beragama, radikalisme itu suatu ideologi, ide, gagasan, atau paham yang ingin melakukan perubahan sistem sosial dan politik dengan cara-cara kekerasan yang berbentuk verbal, fisik, dan pikiran,” kata Dr. Masykur.
Cara untuk mengantisipasi radikalisme pun disampaikan juga oleh Dr. Masykur Wahid, M. Hum, dengan menguatkan literasi yang berkaitan dengan paham keagamaan. Dengan menjadikan agama sebagai panduan dalam kehidupan kita, tentu akan memberi dampak positif agar terhindar dari paham-paham radikalisme yang ada.
“Perlu kita lakukan religius literasi, ini menjadi tugas akademisi tentu mahasiswa dan juga dosen, yaitu bagaimana menjelaskan kembali agama sebagai panduan spiritual dan moral,” kata Dr. Masykur.
Hal senada juga diutarakan oleh Sabroni, Ketua DPC GP Anshor Kota Serang, bahwa Sekarang jamannya tak hanya menyikapi tapi meminimalisir gerakan paham radikal yang dapat memecah belah bangsa, berharap mahasiswa berperan aktif dalam merajut persatuan dan kesatuan.
“Sekarang jamannya tidak hanya menyikapi tapi meminimalisir gerakan paham radikalisme,” ajak Sabroni.
Berakhirnya kegiatan Diskusi Publik ini, diharapkan mampu memberikan pandangan kepada para peserta yang hadir untuk mampu berperan dalam mencegah dan menanggulangi paham radikalisme yang ada di tengah-tengah masyarakat. Peserta pun menyimak jalannya kegiatan Diskusi Publik ini dengan antusias dari awal kegiatan berlangsung hingga selesai.