Jakarta – Pada tanggal 20 Oktober 2017 nanti usia pemerintahan di bawah rezim Jokowi-JK resmi menginjak tiga tahun. Dimomentum kali ini, nampaknya sudah viral berbagai seruan dari elemen mahasiswa yang menyatakan akan turun ke jalan menyikapi evaluasi 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Mulai dari aksi kepung Istana menyoroti janji kampanye Jokowi-JK seperti yang termuat dalam Nawa Cita hingga menilai rezim Jokowi-JK gagal.
Sementara itu, jelang aksi besar-besaran tersebut justru muncul penampakan spanduk yang bikin geger yang terpasang disekitaran pagar Monas dengan bertuliskan “Awas … Hati hati !!! Aksi Mahasiswa 20 Oktober 2017 Udah Ngak Murni Itu Pesanan Porpol”.
Sontak tulisan spanduk itu pun menyita perhatian publik Indonesia. Tak ketinggalan aktivis 98 tergabung Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) ikut menyoroti penampakan spanduk yang bikin heboh tersebut.
Wasekjen Presidium Jari 98 Ferry Supriyadi mengakui bahwa dibalik aksi 20 Oktober tersebut ada unsur politik yang sengaja untuk memojokkan dan menjatuhkan image pemerintahan Jokowi-JK.
“Ya bisa saja ada yang tunggangi, tapi namanya unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu bagian dari kehidupan demokrasi di suatu negara, ya sah-sah saja. Tapi tidak lazim jika ada yang bawa pesanan parpol sengaja sudutin pemerintah,” tutur Ferry.
Kendati demikian, Ferry mensinyalir fenomena aksi tersebut ada pihak yang memanfaatkan momentum agar suasana terus terjaga demi menjatuhkan pamor Jokowi hingga laga Pilpres 2019.
“Tidak dipungkiri lah itu. Mereka ini kan muter-muter cari celah dan gak suka dengan Pak Jokowi. Gimana caranya dijatuhkan kredebilitasnya Jokowi, ya menghalalkan berbagai cara. Aktornya ya itu-itu aja lah,” sebut Ferry.
Lebih lanjut, Ferry memprediksi segelintir kelompok tersebut bakal menjaga ritme dan opini itu dengan mempublikasikan dan memviralkan kegagalan pemerintahan Jokowi ketimbang keberhasilannya.
“Mereka gak mungkin lah nengok keberhasilan dan puji pemerintahan Jokowi. Yang dihembuskan ya kegagalannya. Jadi ya gak lepas dengan pertarungan Pilpres 2019, konstalasinya semakin diperpanas agar terus gaduh,” pungkasnya.