JAKARTA – Ribuan umat Islam tergabung dalam Persatuan Liga Muslim Indonesia menggelar aksi Jumat Akbar didepan Kedubes Australia, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Mereka juga mendemo Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Mereka mengutuk Prabowo lantaran dituding setuju soal wacana pemindahan kantor Kedutaan Australia di Tel Aviv ke Yerusalem.
“Prabowo menyakiti hati umat Islam karena ketidaktegasannya kepada Australia sama saja mendukung pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem,” tegas Kordinator aksi, Nanang Qosim.
Kelompok massa ini mengingatkan bahwa pemerintah, rakyat dan umat Islam Indonesia akan selalu jadi yang pertama dan terdepan mendukung kemerdekaan Palestina dan menentang Israel. Alinea pertama pada UUD 1945 bukti nyata keteguhan dan tekad Indonesia menegakkan kemerdekaan dan menentang penjajahan. Yakni “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
“Pernyataan ini tidak hanya tekad bangsa Indonesia untuk merdeka, tetapi juga berdiri di barisan paling depan untuk menghapus penjajahan di muka bumi, khususnya di Palestina,” bebernya
Nanang menegaskan bahwa segala bentuk rencana pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem harus ditolak dan kecam. Begitu juga pihaknya mengecam keras dan menolak rencana pemindahan Kedutaan Besar Australia yang ada di Tel Aviv ke Yerusalem seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS).
“Umat Islam Indonesia dan Internasional harus bersatu bergerak menolak dan melawan rencana pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem. Umat Islam satu-satunya harapan nyata untuk kemerdekaan Palestina. Jika mengaku ingin bela Islam, maka bantulah saudara-saudara kita di Palestina agar merdeka dari penjajahan Israel,” terang Nanang.
Dia pun berharap para alumni 212 bisa menunjukkan pembelaannya kepada Palestina. Nanang menyindir daripada melakukan reuni, alumni 212 seharusnya ikut bareng melakukan kepung dan duduki kedubes Australia di Jakarta menentang rencana pemindahan Kedubesnya di Tel Aviv ke Yerusalem. Ini adalah bukti nyata dari perjuangan selanjutnya umat Islam dan juga alumni 212.
“Kami mengajak para alumni 212 kepung dan duduki Kedubes Australia. Jadikan lokasi reuni perjuangan 212 membela Islam melawan penjajahan di Palestina. Daripada sibuk reuni mendingan aksi kepung Kedubes Australia,” sebutnya.
Pihaknya juga mengecam keras pernyataan Prabowo yang menghargai Australia memindahkan kedutaannya sebagai hak dan kedaulatan negara tesebut. Pernyataan Prabowo sangat melukai hati seluruh rakyat Indonesia khususnya umat Islam. Pernyataan yang keluar dari Prabowo miris menciderai konsistensi perjuangan Indonesia atas kemerdekaan rakyat Palestina. Prabowo seperti tidak tahu sejarah. Seperti menafikan jalinan hubungan bersejarah perjuangan Indonesia dengan Palestina.
“Prabowo telah menyakiti umat Islam Indonesia, tidak tegas kenapa hanya menghormati saja. Padahal sudah jelas kita menolak pemindahan Kedutaan ke Yerusalem,” pungkasnya.