JAKARTA – Takmir Masjid Se-Jabodetabek menolak agenda reuni aksi 212 yang rencana akan digelar pada 2 Desember, di Monas Jakarta.
Menurut Ketua Forum Rembuk Masjid Indonesia (Formasi) Gus Sholeh MZ, acara tersebut dituding ditunggangi oleh organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan khilafah, dan juga kepentingan kampanye terselubung Capres dengan berkedok Agama.
“Stop politisasi Masjid demi menjaga keutuhan bangsa dan keharmonisan antar umat beragama,” tegas Gus Sholeh.
Hal itu mengemuka dalam acara silaturahmi ulama dan Takmir Masjid se Jabodetabek dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aula Gedung Madjid Ak Bina Jl. Pintu Satu Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Sabtu (1/1/2018).
Lebih lanjut, Gus Sholeh menghimbau kepada Ustadz / para penceramah agar menyebarkan ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin dengan menghindari ceramah yang provokatif, takfiri, yang ingin memecah belah bangsa.
“Semoga para penceramah maupun takmir masjid mempedomani nilai-nilai ke Islaman dengan trilogi toleransi. Hormati pemimpinmu, jangan mencaci maki. Harusnya doakan supaya dapat pahala, bukan mencaci maki,” ungkap Gus Sholeh.
“Masjid gunakan sesuai fungsinya agar umatnya adem tentrem. Hatinya jangan dibakar, bikin emosi dan memfitnah pemimpin kita,” tambah dia.
Gus Sholeh berpesan kepada Takmir Masjid untuk menghimbau jamaahnya agar tidak hadir dalam Reuni 212 tersebut. Dia pun menceritakan latar belakang gerakan reuni 212 tersebut, yang berhasil menumbangkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017.
“Takmir Masjid semoga bisa membantu untuk menyampaikan untuk tidak hadir di reuni 212. Gak ada manfaatnya, 212 itu untuk cari dukungan.
Sementara itu, tokoh nasionalis Budi Djarot juga ikut menokak reuni 212 yang bermuatan politis dsn menyebarkan khilafah menggeser nilai-nilai Pancasila.
“Disini saya hadir untuk menyampaikan pesan terus berdoa agar Indonesia tetap merah putih. Pancasila tetap tegak,” kata Budi Djarot.