Jakarta – Nama Komjen Pol Suyudi Ario Seto, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), tengah menjadi buah bibir di tengah masyarakat.
Perhatian publik tertuju pada keberhasilannya memimpin sebuah operasi besar yang mengguncang jaringan narkotika internasional.
Operasi tersebut berujung pada penangkapan buronan kelas kakap Dewi Astutik alias PA di Kamboja.
Dewi Astutik diduga kuat sebagai pengendali utama penyelundupan sabu seberat dua ton, dengan nilai fantastis yang diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
Pengungkapan kasus ini kembali menempatkan BNN di garis terdepan dalam perang melawan jaringan narkotika lintas negara.
Operasi Senyap Membongkar Jaringan Narkotika Global
Penangkapan Dewi Astutik bukanlah peristiwa yang terjadi secara instan.
Pengungkapan kasus besar ini berawal dari keberhasilan aparat menggagalkan penyelundupan 2,3 kilogram heroin.
Barang haram tersebut diamankan oleh Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPUBC TMP) C Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Dari temuan awal itu, aparat penegak hukum kemudian menelusuri jalur distribusi yang lebih luas dan kompleks.
Penelusuran tersebut akhirnya mengarah pada satu nama sentral: Dewi Astutik.
Ia diketahui memiliki keterkaitan erat dengan jaringan gembong narkoba Fredy Pratama, yang selama ini dikenal sebagai salah satu sindikat narkotika internasional paling berbahaya.
“Dewi merupakan rekrutmen dari jaringan perdagangan narkotika Asia, Afrika dan juga menjadi DPO dari negara Korea Selatan,” ujar Komjen Pol Suyudi Ario Seto, dikutip dari Antara, Rabu (3/12/2025).
Rekam Jejak Suyudi Ario Seto di Kasus Besar
Sosok Suyudi Ario Seto bukanlah nama baru dalam dunia penegakan hukum.
Saat masih menyandang pangkat Brigjen Pol dan menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, ia turut membongkar kasus penyiraman air keras terhadap mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, pada Desember 2019 silam.
Pengalaman panjang tersebut menjadi fondasi kuat dalam kepemimpinannya di level nasional.
Siapa Komjen Pol Suyudi Ario Seto?
Berdasarkan informasi yang dilansir dari Antara, Rabu (17/12/2025), Komjen Pol Suyudi Ario Seto lahir di Pandeglang, Banten, pada 14 Juli 1973.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1994, angkatan yang dikenal melahirkan banyak perwira Polri dengan rekam jejak menonjol.
Dalam perjalanan pendidikannya, Suyudi juga menempuh studi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 2003, serta mengikuti pendidikan Sespimti Polri pada 2018, yang menjadi bekal penting dalam menapaki jenjang kepemimpinan strategis.
Karier Panjang di Jalur Reserse dan Penegakan Hukum
Sepanjang kariernya di Kepolisian, Suyudi Ario Seto telah menduduki berbagai posisi kunci, khususnya di bidang reserse. Sejumlah jabatan penting yang pernah diembannya antara lain:
Kanit II Resmob Polda Metro Jaya
Kapolsek Metro Pasar Minggu
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan
Ia juga pernah memimpin Unit Jatanras Polda Metro Jaya, menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota dan Polres Metro Jakarta Barat, serta dipercaya sebagai Kanit Resmob Bareskrim Polri.
Tak hanya itu, Suyudi juga pernah mengemban amanah sebagai Kapolsek Metro Tanah Abang dan memimpin sejumlah wilayah strategis, seperti Polres Majalengka, Polres Bogor, hingga Polres Metro Jakarta Pusat.
Dari Wakapolda hingga Kepala BNN RI
Karier Suyudi Ario Seto terus menunjukkan grafik menanjak. Pada 2023, ia ditunjuk sebagai Wakapolda Metro Jaya, kemudian dipercaya menjabat Kapolda Banten pada 2024.
Puncak kariernya terjadi pada 2025, ketika ia diamanahkan sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Suyudi Ario Seto resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 25 Agustus 2025.
Prosesi pelantikan berlangsung di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Pelantikan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 TPA Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di lingkungan BNN.
Harta Kekayaan Komjen Pol Suyudi Ario Seto
Berdasarkan laporan harta kekayaan, total kekayaan Suyudi Ario Seto tercatat mencapai Rp 9.816.246.500. Rincian hartanya meliputi:
A. Tanah dan Bangunan: Rp 8.827.246.500
(terdiri dari aset tanah dan bangunan di Tangerang, Majalengka, Serang, Sumbawa, dan Jakarta Selatan sesuai rincian)
B. Alat Transportasi dan Mesin: Rp 349.000.000
Motor Yamaha BG6 AT tahun 2018: Rp 44.000.000
Mobil Mini Cooper tahun 2011: Rp 305.000.000
C. Harta Bergerak Lainnya: Rp 40.000.000
D. Surat Berharga: Rp —
E. Kas dan Setara Kas: Rp 600.000.000
F. Harta Lainnya: Rp —
Sub Total: Rp 9.816.246.500
Utang: Rp —
Total Kekayaan: Rp 9.816.246.500





