Jakarta – Jelang Pilpres 2019, aktivis 98 tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) memprediksi bakal terjadi tsunami politik dan akan menumbangkan rezim Jokowi-JK.
Menurut Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Presiden Joko Widodo bisa bernasib sama dengan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yakni tidak terpilih lagi untuk periode kedua pemerintahan.
“Jokowi bakal tumbang dan bernasib sama seperti Ahok apabila tsunami politik menjelang pemilu nanti tidak dicegah. Sudah mulai harus ada deteksi dini, jadi waspadai saja tsunami politik bakalan terjadi,” tegas Willy, hari ini.
Lebih lanjut, Willy menyarankan agar rezim Jokowi-JK berbenah diri dengan memperkuat intelijen dalam upaya mencegah hal tersebut, apalagi berbarengan dengan momentum Pilkada serentak. Dia mengingatkan dari hasil berbagai survei yang telah dilakukan popularitas Jokowi kian menurun meskipun publik merasa puas di infrastruktur. Ahok dulu, menurut dia, juga mendapat tingkat kepuasan publik yang tinggi. Namun, karena terjadi tsunami politik, masyarakat tidak memilih Ahok, melainkan calon lainnya dalam Pilkada DKI 2017.
“DKI adalah percontohannya, dan itu akan diulangi di wilayah lain bahkan Pilpres 2019 akan terjadi. Ini akan terjadi pada pemerintahan Jokowi-JK,” katanya.
Disebutkannya, aroma tsunami politik 2018 itu mulai terendus dan semakin memanas, sehingga di khawatirkan terjadi pertikaian antar sesama anak Bangsa. Masih kata dia, Republik ini mau hancur atau tidak, hal itu bukan sebuah persoalan, dan Jari 98 tetap Sami’na Wa Atho’na kepada penguasa yang sah. Diantaranya dengan mengkritisi dan memberi masukan agar tercipta keselarasan sekaligus menyerap aspirasi kehendak masyarakat agar lapangan kerja tercipta dan rakyat makin sejahtera.
“Benih-benih tsunami politik itu sudah mulai nampak akibat banyaknya polemik yang masuk di ruang publik,” tuturnya.
Dijelaskannya, tanda-tanda kemungkinan akan datangnya bencana itu sudah dapat dilihat dan dirasakan. Berbagai gejolak yang terjadi di tengah masyarakat harus mendapat perhatian secara serius dari berbagai kalangan.
“Berbagai kegaduhan terus timbul, jadi tinggal menunggu waktu saja, serta mulai maraknya aksi-aksi demo harus menjadi perhatian kita. Bukan tidak mungkin, ini akan terjadi bencana tsunami lebih besar yang melanda kita. Jika bara api itu tidak segera disiram, maka api itu akan membesar dan makin sulit untuk dipadamkan,” bebernya.
“Jika sebelumnya Indonesia telah terjadi tsunami alam yang sedemikian besarnya maka tsunami yang lebih besar lagi adalah terjadinya tsunami politik,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya selaku agen of control selalu berjuang tanpa pamrih meskipun ada kalangan elit politik mencoba mengklaim gerakannya sebagai hasil adopsi.
“Sangat tidak benar karena Jari 98 adalah gerakan aktivis yang independen. Tapi tugas Jari 98 berkewajiban melindungi Polri pasca lepas dari unsur TNI, sebagai pelaksana dari UU Polri Nomor 2 Tahun 2002 dan ini adalah amanat dan agenda dari reformasi 1998 dalam hal penegakan supremasi hukum,” tutupnya.