Pamekasan – Warga Pamekasan menyayangkan masih adanya FPI di tengah masyarakat Pamekasan. Aksi sweeping memang identik FPI. “Boikot Produk Pro Israel. FPI Pamekasan Siap Sweeping di Toko dan Swalayan. Hanya Syariah dan Khilafah solusi kita” adalah bukti bahwa Polri harus bertindak tegas terhadap FPI dan HTI.
Muh. Zailani (45 th) sangat menyayangkan Polres Pamekasan tidak bertindak tegas. “Kalau seperti ini lebih baik perang pak”, tegas Zailani kepada awak media. Zailani yang merupakan salah satu tokoh SI di wilayah Pamekasan tidak terima apabila FPI muncul lagi. Dirinya meminta KH. Ali Salim, pimpinan ponpes Al-Islah Dusun Beringin, Kec. Palengaan, Pamekasan untuk tidak lagi berbuat demo atau anarkhis lagi. “Kiyai Salim itu kan kiyai, dihormati, nah kalau masih mau dihargai jangan seperti itu. Menghimbau mau sweeping segala”. “Polres Pamekasan tangkap dia lah daripada bikin gaduh terus”, tambah Zailani.
Kita diingatkan dengan peristiwa aksi persekusi di rumah Ibu Mahfud MD, Menkopolhukam di Pamekasan pada 1 Desember 2020 lalu. Tiba-tiba massa aksi yang meminta Habib Rizieq tidak diproses hukum menggeruduk rumah Ibu dari Menkopolhukam. Reaksi keras Mahfud MD saat itu berujung ditangkapnya AJ yang sebentar lagi akan bebas. Meskipun jelas bahwa sebelum aksi tersebut telah beredar suara KH. Muhammad Ali Salim selaku Ketua FPI Pamekasan dan pengasuh Ponpes Al-Islah Dusun Beringin, Kec. Palengaan, Pamekasan yang sengaja merencanakan dengan mengajak massa untuk menggeruduk rumah Mahfud, agar kapok, agar takut supaya Habib Rizieq tidak dipanggil oleh Polisi.
Ditangkapnya AJ menjadi polemik di mata masyarakat, termasuk dari kalangan NU Pamekasan yang mempertanyakan kenapa AJ yang ditangkap padahal dia hanya pengikut aksi. Selain NU, KH. Badrut Tamam, S.Psi, Bupati Pamekasan juga telah membeberkan bukti-bukti kepada kepolisian bahwa KH. Muhammad Ali Salim adalah inisiator dari gerakan-gerakan provokatif dan intoleran di wilayahnya, namun tetap Polres Pamekasan sepertinya enggan untuk menindak lanjuti.